Selasa, 13 September 2011

Ketika nyawa harus direlakan demi mendapat anak laki-laki

Ketika saya mengunjungi mertua di rumah sakit, di kamar ICU, ada seorang perempuan yang terbaring di sebelah mertua saya. Kalau saya lihat wanita itu masih cukup muda, mungkin sekitar 20 tahun lebih. Saya bertanya dia sakit apa? orang-orang cerita bahwa dia baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki, anak ketiga. Jadi wanita itu memang punya riwayat tekanan darahnya menjadi sangat tinggi jika hamil hingga pre-eclampsia. Namun karena anak pertama dan kedua perempuan dan di Nias anak laki-laki menjadi sangat diharapkan karena penerus marga, maka wanita itu akhirnya hamil lagi berusaha untuk mendapatkan anak laki-laki. Dan memang betul anak ketiga lahir seorang bayi laki-laki. Namun sayangnya si ibu harus mempertaruhkan nyawa. Akibat pre-eclampsia, ginjal si wanita tersebut menjadi rusak dan tidak berfungsi. Rumah sakit di Nias amat sangat terbatas, walaupun memiliki gedung yang megah (karena dibangun dari dana bantuan) namun prasarana yang ada serta tenaga medis sangat minim. Sehingga apa boleh buat wanita tersebut akhirnya hanya dirawat seadanya hingga meninggal. Menyedihkan memang, demi seorang anak lelaki bagi sang suami dan penerus keturunan marga suami, wanita tersebut rela mempertaruhkan nyawa. Heran sekali di jaman seperti ini koq masih ada hal seperti itu. Saya tidak tahu apakah suami dan keluarganya berbahagia seperti itu, karena mereka akhirnya berhasil mendapatkan penerus marga?

Tidak ada komentar: