Sabtu, 11 September 2010

Kaloe mau liburan murah ....... Tidung Island can be a choice








Banyak temen-temen membicarakan tentang Pulau Tidung di kep. Seribu ..... bikin aku penasaran searching di website tentang Tidung ini ....
Ternyata keliatannya ok juga, apalagi ternyata Pulau yang satu ini lagi naik daun sejak tahun 2009 yang lalu (begitu kata beberapa penduduk disana), so berbekal 'ilmu dan informasi' yang aku dapat dari website, maka tanggal 28 Agustus 2010 pagi-pagi sekali kita sudah meluncur dari Cibubur ke Muara Angke untuk mengejar perahu yang menuju P. Tidung.
Perahu berangkat sekitar jam 7 lewat ..... dan suasana di dalam perahu persis seperti perahu pengungsi Vietnam .... penuhnya minta ampun. Tiket kapal ngga perlu beli di loket, yang penting kita naik dulu ke atas kapal, cari posisi lesehan, terus tinggal tunggu orang kapalnya muter-muter nagih duit tiket (itu pun kira-kira 3/4 perjalanan baru ditagih) .... persis naik metro mini. Harga tiket sekitar Rp 30 ribu.
Setelah sekitar 2.5 jam berlayar, sampailah kami di dermaga P. Tidung ..... lumayan ternyata ngga terlalu lama banget di kapalnya.
Sampai di Tidung, kami menuju penginapan yang berupa rumah penduduk yang disewakan. Kami sewa 1 rumah, lumayan ada AC nya jadi ngga terlalu panas di saat musim kemarau. Selesai check in (maksudnya ketemu pemilik rumahnya), kami langsung sewa sepeda yang harganya Rp 15 ribu per sepeda per hari (maksudnya 24 jam). Dengan sepeda kami bisa menjelajahi Pulau Tidung kemana-mana. Mula-mula kami menuju Jembatan Cinta, yang menghubungkan P. Tidung besar & kecil. Setelah makan siang, kami teruskan pergi snorkeling dengan menyewa perahu. Kami snorkeling di sekitar P. Payung besar & kecil. Asik snorkeling, tidak terasa hari mulai malam ...... sunset kami nikmati di tengah laut dari atas kapal.
Besoknya pagi-pagi sekali kami mengejar sunrise di Jembatan Cinta. Setelah itu kami lanjutkan menyusuri pantai menuju ujung sebelah Barat P. Tidung. Di pantai bagian barat ini, suasananya masih sangat alami .....
Puas bermain-main, kami kembali ke penginapan untuk bersiap pulang ..... bersyukur kami bisa mendapat kapal ke Marina, Ancol ...... yang darmaganya lebih 'manusiawi' dibandingkan Muara Angke yang kotor dan jorok.

Jumat, 03 September 2010

Kerja oooohhh kerja

Dalam tulisan kali ini saya hendak menuliskan unek-unek saya di tempat kerja.
Jadi ceritanya saya punya 'teman' (bukan teman juga kali ya) kerja yang agak unik. Kita sebut saya teman kerja saya ini dengan nama A.
Waktu saya pertama kali job interview di perusahaan ini, boleh bilang A ini yang meng-interview saya. Waktu pertama interview dulu itu, saya sempat berpikir 'busyet galak amat ya keliatannya A ini' ..... namun saya berusaha menepis anggapan demikian .... apalagi orang-orang lainnya yang interview saya cukup ramah.
Nach waktu aku jadi anak baru, A ini sering ajak ngobrol aku. Wach ternyata dia tidak seseram penampilannya. Cuma yang agak heran, setiap kali A ngobrol mesti jelek-jelek in atasan aku (yang merupakan anak buah dia sebenarnya). Dan keliatannya mereka tidak memiliki hubungan yang baik. Lama kelamaan bosen juga aku mendengar ocehan dia tentang betapa sebalnya dia terhadap 'atasan aku' dan sambil jelek-jelek in. Pernah juga terlintas di pikiran saya 'busyet orang ini koq jelek-jelek in orang sadis amat ya .....ntar pasti gue akan kena giliran dijelek-jelekin'.
Eh bener aja beberapa tahun kemudian (sekitar 5-6 tahun) giliran saya di kata-katain .... wouw....
sebenernya sih saya cukup salut sama A ini, dia sangat rajin .... cuma koq ya ngga punya perasaan ya dan ambisinya luar biasa.
Well ... ngga ada yang bisa saya lakukan saat ini kecuali bersabar dan berusaha menghindar dari orang ini .....(walaupun kadang-kadang susah sekali menghindar di dalam pekerjaan). ... dan seringkali saya sedih jadi victim nya ..... hik...hik...hik.... :(

Rabu, 01 September 2010

Krakatoa or Krakatau




































Diving trip kali ini adalah ke P. Krakatoa. Berhubung perjalanan sangat jauh, kami berangkat pagi-pagi sekali (jam 5 dari rumah karena janjian ketemu di km 43 jam 6 pagi). Dari km 43 tol Jakarta-Merak kami menuju pelabuhan Paku. Ada 2 kapal yang akan berangkat ke Krakatau hari itu. Setelah loading tank dan perlengkapan lainnya, berlayarlah kita ke Krakatau.
Perjalanan yang semula direncanakan sekitar 3 jam jadi mulur lebih dari 4 jam karena kapal kami mesinnya lambat ..... dan terutama juga muatannya banyak karena tank-tank sebagian besar di situ.
Akhirnya tengah hari kami sampai di Pulau Rakata. Diputuskan kita turun dulu baru makan siang. Mulailah kita berlompatan 'turun' ...... namun berhubung banyak juga yang masih baru dan mengalami kesulitan equalize, dan kita yang nunggu juga kebanyakan kicking ..... naik lah pasir-pasirnya sehingga visibility sangat low. Sampe-sampe buddy kita aja ngga keliatan.
Dive pertama kurang begitu sukses ..... karena baru sebentar buddy saya udach kehabisan udara, so naiklah kita ......
Setelah semuanya naik, kita merapat di Pulau Rakata untuk makan siang. Pulau Rakata hanya berupa hutan, tanpa penghuni. Penghuninya yang kami jumpai hanya biawak. Indah sekali dan alami. Namun sayang pantainya hitam, tidak putih.
Setelah beristirahat makan sekalian surface interval selesai .... kita naik lagi ke boat untuk menuju Pulau Anak Krakatau. Berbeda dengan Pulau Rakata yang 'greeny', Pulau Anak Krakatau tandus, tidak ada pohon (maklum juga karena pulau ini adalah volcano yang masih aktif).
Kami mulai dive kedua di sekitar Anak Krakatau. Corals kurang begitu banyak, namun formasi batuan nya cukup unik, mengingat batu-batuan tersebut merupakan lava yang membeku. Juga underwater vegetation nya juga cukup unik. Dive kedua cukup sukses, kami bisa menikmatinya. Namun menjelang berakhir, arus menjadi cukup kuat sehingga kita safety stop dan naik.

Dari kampung leluhur











Bulan Agustus, kebetulan saya berkesempatan ke Palembang. Ini merupakan kunjungan ketiga saya di kota leluhur (kebetulan opa saya adalah "wong kito").
Udach diniatin banget, ke Palembang kali ini harus mampir di sungai Musi ...... karena pada kunjungan sebelumnya saya tidak sempat mampir ke sungai Musi.
Kebetulan sekali ketika saya motret-motret jembatan Ampera dari sekitaran Benteng Kuto Besak, ada tukang perahu sendirian dan dia nawarin untuk naik ke perahunya. Akhirnya setelah tawar-menawar dia mau Rp 75,000.- padahal pergi kemana juga saya kurang begitu tahu. Pokoknya yang penting 'turun' ke sungai Musinya. Akhirnya naiklah saya ke perahu tersebut. Ternyata saya dibawa ke Pulau Kemaro, jadi ada pulau kecil di Sungai Musi tersebut, dan di pulau tersebut ada klenteng lengkap dengan Pagoda nya. Wah lumayan juga nih, soalnya boleh dibilang ini adalah yang pertama kali saya melihat Pagoda di negri sendiri. Biasanya saya melihat Pagoda di Thailand.
Dengan gaya wisatawan lokal dan seorang diri, saya motret-motret Pagoda tersebut. Setelah puas, dengan berperahu saya kembali ke dermaga di depan Benteng Kuto Besak lagi.