Selasa, 26 Oktober 2010

Beautiful Phuket





Sekitar 2 minggu lalu, kami pergi ke Phuket. Mumpung ada penerbangan murah dari Airasia .... direct flight lagi.
Tujuan ke Phuket sebenarnya adalah diving di Similan Island yang merupakan "world class diving spot" di Thailand. Namun sayangnya kami tidak mengecek diving time yang tepat sebelum beli tiket pesawat. Yang ada malah Similan masih di 'close' untuk diving. Baru dibuka bulan November-April. Weather tidak memungkinkan untuk diving di luar waktu tersebut, so dengan agak kecewa akhirnya kami memilih tempat diving lainnya ..... masih di Andaman Sea.
Jadi kami diving di tempat yang namanya Ratcha Yai/ Ratcha Noi.
Kali ini kami memilih Thailand Diver..... Service Thailand diver ok punya, mereka punya diving boat yang cukup besar.... dengan 2 WC. bawa kompressor sendiri, cukup nyaman. Kapalnya terdiri dari 2 deck, di bawah ada 1 ruangan tertutup, di dalamnya ada video & TV .... jadi kalo mau ambil diving course bisa dilakukan disitu. Trus di depannya ada tempat untuk alat2 divingnya. Divers ngumpul di deck atas. Ada meja panjang dan kursi panjang, ada makanan dan cooler yang besar sekali ..... jadi kalo haus tinggal ambil, mau panas juga ada. Very nice. Dive master kami namanya Christian, dari Switzerland..... (di Swiss, dia biasa dive di danau bukan di laut).
Yang sangat berkesan adalah briefing nya..... he explained everything very detail ..... seperti kita akan ke arah mana, kemudian bagaimana arus nya, lalu apa yang akan kita lakukan, ikan2 apa saja yang kemungkinan akan kita jumpai (lengkap dengan gambar ikannya, yang berwarna dan di laminating). Kemudian jenis-jenis coral nya, vegetasi nya, bottom condition ..... pokoknya jelas banget dech. Jarang di Indo kami di-brief dengan sangat jelas seperti ini. Oh iya satu lagi .... mana binatang/ tumbuhan yang harmful juga dikasih tau ..... don't touch this or don't be near this ..... very clear. Sehingga kami merasa divingnya sangat sukses ...... Thank you Christian!

Sabtu, 11 September 2010

Kaloe mau liburan murah ....... Tidung Island can be a choice








Banyak temen-temen membicarakan tentang Pulau Tidung di kep. Seribu ..... bikin aku penasaran searching di website tentang Tidung ini ....
Ternyata keliatannya ok juga, apalagi ternyata Pulau yang satu ini lagi naik daun sejak tahun 2009 yang lalu (begitu kata beberapa penduduk disana), so berbekal 'ilmu dan informasi' yang aku dapat dari website, maka tanggal 28 Agustus 2010 pagi-pagi sekali kita sudah meluncur dari Cibubur ke Muara Angke untuk mengejar perahu yang menuju P. Tidung.
Perahu berangkat sekitar jam 7 lewat ..... dan suasana di dalam perahu persis seperti perahu pengungsi Vietnam .... penuhnya minta ampun. Tiket kapal ngga perlu beli di loket, yang penting kita naik dulu ke atas kapal, cari posisi lesehan, terus tinggal tunggu orang kapalnya muter-muter nagih duit tiket (itu pun kira-kira 3/4 perjalanan baru ditagih) .... persis naik metro mini. Harga tiket sekitar Rp 30 ribu.
Setelah sekitar 2.5 jam berlayar, sampailah kami di dermaga P. Tidung ..... lumayan ternyata ngga terlalu lama banget di kapalnya.
Sampai di Tidung, kami menuju penginapan yang berupa rumah penduduk yang disewakan. Kami sewa 1 rumah, lumayan ada AC nya jadi ngga terlalu panas di saat musim kemarau. Selesai check in (maksudnya ketemu pemilik rumahnya), kami langsung sewa sepeda yang harganya Rp 15 ribu per sepeda per hari (maksudnya 24 jam). Dengan sepeda kami bisa menjelajahi Pulau Tidung kemana-mana. Mula-mula kami menuju Jembatan Cinta, yang menghubungkan P. Tidung besar & kecil. Setelah makan siang, kami teruskan pergi snorkeling dengan menyewa perahu. Kami snorkeling di sekitar P. Payung besar & kecil. Asik snorkeling, tidak terasa hari mulai malam ...... sunset kami nikmati di tengah laut dari atas kapal.
Besoknya pagi-pagi sekali kami mengejar sunrise di Jembatan Cinta. Setelah itu kami lanjutkan menyusuri pantai menuju ujung sebelah Barat P. Tidung. Di pantai bagian barat ini, suasananya masih sangat alami .....
Puas bermain-main, kami kembali ke penginapan untuk bersiap pulang ..... bersyukur kami bisa mendapat kapal ke Marina, Ancol ...... yang darmaganya lebih 'manusiawi' dibandingkan Muara Angke yang kotor dan jorok.

Jumat, 03 September 2010

Kerja oooohhh kerja

Dalam tulisan kali ini saya hendak menuliskan unek-unek saya di tempat kerja.
Jadi ceritanya saya punya 'teman' (bukan teman juga kali ya) kerja yang agak unik. Kita sebut saya teman kerja saya ini dengan nama A.
Waktu saya pertama kali job interview di perusahaan ini, boleh bilang A ini yang meng-interview saya. Waktu pertama interview dulu itu, saya sempat berpikir 'busyet galak amat ya keliatannya A ini' ..... namun saya berusaha menepis anggapan demikian .... apalagi orang-orang lainnya yang interview saya cukup ramah.
Nach waktu aku jadi anak baru, A ini sering ajak ngobrol aku. Wach ternyata dia tidak seseram penampilannya. Cuma yang agak heran, setiap kali A ngobrol mesti jelek-jelek in atasan aku (yang merupakan anak buah dia sebenarnya). Dan keliatannya mereka tidak memiliki hubungan yang baik. Lama kelamaan bosen juga aku mendengar ocehan dia tentang betapa sebalnya dia terhadap 'atasan aku' dan sambil jelek-jelek in. Pernah juga terlintas di pikiran saya 'busyet orang ini koq jelek-jelek in orang sadis amat ya .....ntar pasti gue akan kena giliran dijelek-jelekin'.
Eh bener aja beberapa tahun kemudian (sekitar 5-6 tahun) giliran saya di kata-katain .... wouw....
sebenernya sih saya cukup salut sama A ini, dia sangat rajin .... cuma koq ya ngga punya perasaan ya dan ambisinya luar biasa.
Well ... ngga ada yang bisa saya lakukan saat ini kecuali bersabar dan berusaha menghindar dari orang ini .....(walaupun kadang-kadang susah sekali menghindar di dalam pekerjaan). ... dan seringkali saya sedih jadi victim nya ..... hik...hik...hik.... :(

Rabu, 01 September 2010

Krakatoa or Krakatau




































Diving trip kali ini adalah ke P. Krakatoa. Berhubung perjalanan sangat jauh, kami berangkat pagi-pagi sekali (jam 5 dari rumah karena janjian ketemu di km 43 jam 6 pagi). Dari km 43 tol Jakarta-Merak kami menuju pelabuhan Paku. Ada 2 kapal yang akan berangkat ke Krakatau hari itu. Setelah loading tank dan perlengkapan lainnya, berlayarlah kita ke Krakatau.
Perjalanan yang semula direncanakan sekitar 3 jam jadi mulur lebih dari 4 jam karena kapal kami mesinnya lambat ..... dan terutama juga muatannya banyak karena tank-tank sebagian besar di situ.
Akhirnya tengah hari kami sampai di Pulau Rakata. Diputuskan kita turun dulu baru makan siang. Mulailah kita berlompatan 'turun' ...... namun berhubung banyak juga yang masih baru dan mengalami kesulitan equalize, dan kita yang nunggu juga kebanyakan kicking ..... naik lah pasir-pasirnya sehingga visibility sangat low. Sampe-sampe buddy kita aja ngga keliatan.
Dive pertama kurang begitu sukses ..... karena baru sebentar buddy saya udach kehabisan udara, so naiklah kita ......
Setelah semuanya naik, kita merapat di Pulau Rakata untuk makan siang. Pulau Rakata hanya berupa hutan, tanpa penghuni. Penghuninya yang kami jumpai hanya biawak. Indah sekali dan alami. Namun sayang pantainya hitam, tidak putih.
Setelah beristirahat makan sekalian surface interval selesai .... kita naik lagi ke boat untuk menuju Pulau Anak Krakatau. Berbeda dengan Pulau Rakata yang 'greeny', Pulau Anak Krakatau tandus, tidak ada pohon (maklum juga karena pulau ini adalah volcano yang masih aktif).
Kami mulai dive kedua di sekitar Anak Krakatau. Corals kurang begitu banyak, namun formasi batuan nya cukup unik, mengingat batu-batuan tersebut merupakan lava yang membeku. Juga underwater vegetation nya juga cukup unik. Dive kedua cukup sukses, kami bisa menikmatinya. Namun menjelang berakhir, arus menjadi cukup kuat sehingga kita safety stop dan naik.

Dari kampung leluhur











Bulan Agustus, kebetulan saya berkesempatan ke Palembang. Ini merupakan kunjungan ketiga saya di kota leluhur (kebetulan opa saya adalah "wong kito").
Udach diniatin banget, ke Palembang kali ini harus mampir di sungai Musi ...... karena pada kunjungan sebelumnya saya tidak sempat mampir ke sungai Musi.
Kebetulan sekali ketika saya motret-motret jembatan Ampera dari sekitaran Benteng Kuto Besak, ada tukang perahu sendirian dan dia nawarin untuk naik ke perahunya. Akhirnya setelah tawar-menawar dia mau Rp 75,000.- padahal pergi kemana juga saya kurang begitu tahu. Pokoknya yang penting 'turun' ke sungai Musinya. Akhirnya naiklah saya ke perahu tersebut. Ternyata saya dibawa ke Pulau Kemaro, jadi ada pulau kecil di Sungai Musi tersebut, dan di pulau tersebut ada klenteng lengkap dengan Pagoda nya. Wah lumayan juga nih, soalnya boleh dibilang ini adalah yang pertama kali saya melihat Pagoda di negri sendiri. Biasanya saya melihat Pagoda di Thailand.
Dengan gaya wisatawan lokal dan seorang diri, saya motret-motret Pagoda tersebut. Setelah puas, dengan berperahu saya kembali ke dermaga di depan Benteng Kuto Besak lagi.

Jumat, 20 Agustus 2010

Other side of Bali











Dalam perjalanan ke Bali kali ini, saya habiskan untuk diving.

Hari pertama, kami diving di Tulamben. Entry yang dari beach ternyata jauh lebih sulit dibandingkan entry yang biasa dari kapal. Kita harus menghindari ombak pecah, disamping itu sungguh sulit membawa tabung dan pemberat dan berjalan mundur. Namun segala kesulitan terobati ketika melihat corals yang indah di bawah sana. Tidak ketinggalan kami wreck dive melihat kapal USS Liberty yang tenggelam jaman World War 2 dulu. Sekarang kapal tersebut telah menjadi tempat tumbuh corals dan tempat tinggal bagi ikan-ikan. Malam hari, kami melakukan night dive, masih di lokasi yang sama dengan siangnya. Senang sekali melihat beberapa coral yang glowing in the dark ......

Hari kedua, kami menuju Nusa Penida. Sayangnya ikan Mola-Mola yang menjadi incaran kami tidak keliatan ..... padahal 2 kali kami turun di lokasi yang sama. Rombongan diver sebelum kami, mengatakan mereka lihat ikan tersebut, namun ketika kami turun tidak menjumpai sama sekali. Namun kami cukup dihibur dengan pemandangan corals yang menakjubkan serta ikan yang banyaaaak sekali jumlahnya.

Diving trip yang sangat berkesan ..... Bali yang indah bukan hanya di atas tanah, kesenian & budaya namun ternyata potensi underwater world nya luar biasa.

Yang jelas suatu saat saya harus kembali lagi ke Nusa Penida untuk berjumpa dengan Mola-Mola.

Kamis, 19 Agustus 2010

From Mainlaind ...China











Liburan kenaikan kelas, Juni lalu kami berkesempatan pergi ke Southern China. Kebetulan sedang ada promo karena pemerintah GuangXi Autonomous District (?) sedang menggiatkan pariwisata disana.

Yang paling berkesan dari kami di China adalaha WC umumnya yang luar biasa baunya ....... padahal jika diperhatikan air untuk menyiram tersedia dalam jumlah yang cukup. Di restoran, hotel, toko atau di rest area di jalan tol ...... susah sekali menemukan WC yang bebas bau. Rasanya pake masker pun baunya masih tembus.

Kesan kedua dari China adalah bahasa ...... duh susah kali komunikasinya. Di hotel pun karyawan receptionist nya bahasa Inggris nya payah. Jadi agak susah juga jika kita perlu sesuatu atau mau minta tolong atau bertanya.

Pemandangan di China bagian Selatan ..... terutama bukit-bukit kapurnya cukup menarik .... di daerah perbatasan dengan Vietnam, daerah Mingshi ...... pemandangan bukit kapur dan sungai sangat luar biasa.

Walaupun memiliki jumlah penduduk hampir 1 Milyar, jika kita keluar kota sedikit tidak kelihatan terlalu crowded ..... mungkin karena memang areanya cukup luas. Sepeda motor yang menggunakan battery merupakan program yang sangat menarik diterapkan di perkotaan sehingga polusi dan kemacetan bisa ditekan. Mungkin Jakarta bisa mencontoh kali.

Kami sempat mampir di Guilin ..... dan kebetulan malamnya kami berkesempatan naik perahu di sungai yang tepian sungainya diberikan lampu-lampu ..... wah keren sekali .... mereka bisa menjual pariwisata naik perahu di waktu malam dan orang sangat antusias menikmatinya.

Masih di Guilin, kami memperhatikan pemerintahnya sangat memperhatikan keindahan tepian sungainya ...... di pinggir sungai dibuat 'pedestarian walk' sehingga orang bisa berjalan-jalan atau bahkan jogging .... dengan pemandangan yang indah dan sungai yang bersih .... wah luar biasa.

Makasar ....... a shinning star in the East




Pada kesempatan supervisi riset di bulan April 2010, saya berkesempatan untuk ke Makasar. Sudah cukup lama saya tidak berkunjung ke kota ini sejak kunjungan saya yang terakhir di tahun 2004. Banyak perubahan yang saya lihat, yang berbeda dibandingkan kunjungan sebelumnya. Pertama adalah Bandara di Makasar ..... sangat impressive baik dari segi arsitektur maupun dari segi penghematan energy. Atap langit-langit cukup tinggi, terang .... jadi ngga perlu lampu, kecuali malam tentu.... tinggal bagaimana maintenance nya ke depan ..... perlu dijaga supaya tetap "berkilap"
Pantai Losari, yang memang sejak kunjungan saya 6 tahun lalu sangat berkesan .... kini semakin cantik saja dengan Plaza yang luas dan tugu? yang unik. Sayang banyak sekali tukang jualan, bahkan anak-anak ..... sehingga kita agak sedikit terganggu untuk menikmati sunset yang indah

Well Makasar jauh lebih cantik sekarang .... semoga apa yang telah dibangun dengan baik dapat dipelihara .... supaya makin banyak orang yang bisa menikmati. Sayang saya tidak sempat berkunjung ke Trans Studio ..... mungkin pada kesempatan lain .....


Minggu, 11 Juli 2010

Floating Market Banjarmasin











Dalam kesempatan on the job 22-24 Februari 2010 lalu ke Banjarmasin, aku menyempatkan diri untuk liat Floating Market (pasar terapung).
Untung nya aku menginap di Swiss Belhotel Borneo, sehingga mereka menyediakan fasilitas 'kapal' untuk pergi ke pasar terapung tersebut.
So malam sebelum hari 'H' aku mendaftar di receptionist minta besoknya agar bisa ikut serta 'tour' ke floating market.
Jadi lah mereka bangunin aku sekitar jam 4.30 pagi waktu Witeng yang artinya jam 3.30 am WIB.
Mata masih sepet, namun karena semangat untuk melihat floating market begitu tinggi, akhirnya bergegas juga. Aku segera turun ke lobby, namun koq sepi sekali ..... aku coba membangunkan teman2 ku yang katanya mau ikutan, namun mereka akhirnya batal karena lebih memilih tidur ketimbang bagun di pagi buta.
Aku bertanya ke receptionist, apakah jadi 'tour' ke floating market, beliau mengatakan masih membangunkan pesertanya. Jadi lah aku orang pertama yang siap diberangkatkan.
Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya muncul satu per satu perserta 'tour' nya. Ada sepasang suami-istri (?) dari Jawa Timur, seorang Bapak serta 1 orang teman ku yang akhirnya mau menemani aku di pagi buta itu. So, kita ber-5.
Ternyata dermaga kapal berada di halaman hotel ..... jadi tinggal 'turun' ke bawah sampailah di tepi sungai. Yang unik adalah kapalnya, atapnya pendek sekali ...... sehingga semua yang masuk harus merangkak ..... hehehe :) Aku ngga tau kenapa mereka membuat atap koq ya pendek sekali.
Kita duduk lesehan dengan manis di dalamnya (karena ngga mungkin berlutut atau berdiri, kepala kita akan terbentur)..... akhirnya mulailah petualangan kita di sungai menuju ke hulu tempat 'floating market' tersebut. Konon menurut cerita 'supirnya' perahu, dulu floating market tersebut ramai sekali, namun sekarang berkurang karena mereka lebih suka jualan di darat .... apalagi dengan adanya prasarana jalan hingga ke pelosok-pelosok. Jadi mereka ngga perlu lagi mendayung perahu untuk jualan ......
Dari sungai yang 'rada kecil' akhirnya sekitar 30 menitan kami tiba di sungai yang 'besar' sekali ..... serasa sudah tiba di laut ..... itulah sungai Barito.
Tidak lama kemudian .... kami melihat serombongan kapal kecil-kecil mendekati kapal kami, di dalam kapal yang kecil ada bermacam hasil bumi, sayur-sayuran, buah .... ada kue-kue juga ... dan banyak lagi. Yang menakjubkan adalah ibu-ibu yang jualan di floating market tersebut ..... mereka mendayung dan jualan di pagi buta untuk menghidupi keluarga ..... sungguh wanita perkasa..... aku benar-benar terinspirasi oleh mereka.
Yang unik lainnya adalah kapal yang jual kue-kue tradisional ..... kami dikasih seperti 'kail' dari kayu panjang dan diujungnya ada paku ..... jadi kami tinggal menusuk kue dengan pakunya kemudian menariknya mendekati kami ..... jadi seperti orang mancing.
Kami sengaja membeli beberapa kue ..... bukan untuk dimakan, namun untuk mencoba metoda membeli kue antar perahu.... ..... very fun lengkap dengan trial & error seperti kita bermain kail di timezone.
Setelah puas berfoto dan menikmati floating market tersebut ... kami akhirnya berangkat lagi melihat suatu pulau di tengah sungai yang penuh dengan monyet-monyet ....
Matahari mulai tinggi, akhirnya kami kembali balik ke hotel. Terima Kasih buat Swiss Belhotel Borneo yang telah menyediakan 'tour' gratis ke floating market .....

Sungguh menyenangkan tour 'floating market' ini, namun sangat disayangkan apabila 'floating market' in akhirnya harus hilang tergerus oleh prasarana and kemajuan jaman..... perlu campur tangan pemerintah sepertinya untuk melestarikan nya dan menjual pariwisata ini seperti yang dilakukan pemerintah Thailand di Chao Praya River.

Selasa, 29 Juni 2010

Sanghyang Anyer







Pada liburan Paskah lalu, aku kembali diving di Sanghyang- Banten. Pagi-pagi kami sudah berangkat menuju Sanghyang ..... ketemuan di rest area km 43 tol Jakarta Anyer. Langsung secara berombongan kami menuju Pelabuhan Paku. Diving kali ini kami ikut trip nya Planet Diving.

Sampai di Pelabuhan Paku kami menunggu barang-barang perlengkapan (seperti tank, BCD and regulator) di muat ke kapal. Baru setelah semuanya beres, kami masuk ke kapal. Perjalanan ke Sanghyang dari Pelabuhan Paku lumayan jauh .... sekitar 2 jam-an. Cuaca hari itu agak kurang bagus, karena pas di tengah jalan hujan mulai turun.

Dive pertama, visibility kurang begitu bagus .... mungkin sekitar 10-20 m. Namun kondisi karang di Sanghyang cukup bagus dan sehat .... (tidak seperti di Gilis-Lombok yang banyak di bom). Namun ikan-ikan kurang begitu banyak..... setelah sekitar hampir 1 jam-an di bawah, kami naik ...

Dive kedua, sebagian orang sudah meloncat turun ..... namun visibility ternyata amat sangat jelek sehingga akhirnya diputuskan untuk mencari dive spot lainnya ..... akhirnya yang sudah turun terpaksa naik lagi. Di dive kedua ini kami sempat bertemu penyu .....

Selasa, 05 Januari 2010

Diving Di Lombok
















Dalam kesempatan kunjungan ke Lombok, kami juga merencanakan diving. Di Lombok saat ini hanya dibuka sedikit area untuk diving yakni di sekitaran Gili Trawangan/Meno dan Air serta di daerah Selatan yakni di Sekotong dan Sepi Bay. Namun Diving di daerah Selatan arusnya cukup kuat .... bisa-bisa kita dibawa arus dan muncul di Australia lagi ....
Dengan pertimbangan keamanan tersebut, akhirnya kami memilih tempat diving yang favourite sekaligus aman yakni di Gilis tersebut. Pagi hari, kami sudah dijemput dengan mobil oleh Blue Coral Dive, Lombok. Selanjutnya kami menjemput tamu lain yang akan bergabung dengan kami pada diving hari itu. Yang kami jemput adalah sekeluarga dari Perancis (namun yang turun diving hanya 2 orang). Ada 2 dive master yang akan memandu, 1 dive master yang bernama mas Bagyo memandu saya dan suami, dan dive master yang satunya memandu orang Perancis tersebut. Dengan mobil tersebut kami dibawa ke pelabuhan kecil (jika boleh dibilang pelabuhan). Kami menunggu sebentar karena mobil yang membawa alat-alat berada di belakang kami. Akhirnya setelah semua alat-alat dimasukkan ke perahu, kami semua naik. Perahu diving di Lombok semuanya adalah perahu kayu, cukup besar juga sih. Dengan sayap besar di sampingnya sehingga relatif cukup stabil.
Dive pertama di sekitar Gili Trawangan, namanya Manta Point. Visibility sangat bagus, very clear. Dasar lautnya juga luas banget. Sayang karang-karangnya rusak, katanya waktu era tahun 80-an nelayan-nelayan di Lombok suka menggunakan Bom Ikan. Hancur lah karangnya. Untung sekali sekarang hal tersebut sudah dilarang. Kami berputar-putar mencari Manta, namun kami ngga beruntung. Manta yang biasanya banyak di sekitar itu, hari itu satu pun ngga nongol (takut kali ketemu kami). Namun kami bertemu dengan ikan-ikan lainnya (angel fish, clown fish dll) ada juga stone fish yang diem aja ngga bergerak. Coral yang besar-besar juga masih tersisa dan cukup bagus, bentuknya beraneka ragam, sementara yang kecil hancur. Arus bawah laut di sekitar itu lumayan terasa, walaupun ngga terlalu kuat. Akhirnya setelah berputar-putar se-jam-an dan tekanan udaranya sudah tinggal 50 Bar, kami melakukan safety stop dan siap-siap naik.
Dive kedua dilakukan di sekitar Gili Meno, namanya Meno Wall. Visibility lebih jelek dari Manta Point, namun pas turun ke kedalaman sekitar 18 m dan menyusuri wall nya tersebut, benar-benar menakjubkan. Serasa kita berada di Surga (barangkali ...... sbab saya juga blon pernah ke Surga). Yang jelas benar-benar luar biasa. Dinding karangnya sangat besar, banyak ikan-ikan disitu. Arus boleh dibilang tidak ada. Kami berputar-putar hingga hampir 1 jam-an. Saat tekanan mencapai 50 bar, kami siap-siap melakukan safety stop dan naik ke atas.
Setelah Dive kedua, kami di-drop di Gili Meno untuk makan siang, pemandangan Gili Meno cukup indah dengan pasir putihnya. Restoran dibuat menjorok ke arah laut, sehingga benar-benar kami bisa menikmati pemandangan yang begitu indah sambil makan. Sayangnya koq yang tampak hampir semua orang bule, sementara orang Indonesianya jarang sekali.
Sehabis makan dan istirahat hampir 2 jam-an. Kami melanjutkan diving hari itu, kali ini kami menuju Frogfish Point di Gili Air. Visibility sama saja dengan di Meno Wall, tidak sejernih di Manta Point. Arus laut hampir tidak terasa. Kami turun di hamparan pasir, dan kami mengikari coral besar yang ada di sana. Disitu kami melihat Frogfishnya sedang diam-diam duduk di karang. Warnanya putih-kekuningan dan agak sedikit terlihat transparan. Kami berusaha mengambil foto, namun karena posisi dia berada di karang yang lumayan jaraknya, sementara visibility air jelek sehingga pengambilan fotonya ngga begitu bagus.

Puas berputar-putar, akhirnya setelah tekanan tabung kurang dari 50 bar kami melakukan safety stop dan mengakhiri diving hari itu dengan perasaan puas. Dive Master dari Blue Coral Dive nya sangat sabar dan telaten mendampingi kami hari itu .... thanks ya.

Senin, 04 Januari 2010

Liburan Berkesan Di Lombok





























Liburan Desember ini kami sekeluarga pergi ke Lombok. Tanggal 26 Des 2009 sore hari pesawat Garuda yang kami tumpangi mendarat di Lombok. Kami dijemput pak Eko dan Pak Jayadi dari Lombok Travel Online. Setelah urusan pengaturan bagasi selesai, kami diantar langsung menuju Hotel Holiday Resort tempat kami bermalam selama 3 malam. Hotelnya lumayan bersih, namun sayang pantainya ngga begitu bagus & ramai. Makan malam dilakukan di Yossi Café.
Hari kedua, petualangan dimulai. Pagi-pagi kami dijemput oleh tour leadernya, langsung menuju bukit Malimbu dimana pemandangannya luar biasa indah. Dari bukit tersebut kita bisa melihat 3 pulau yang terkenal di Lombok, yakni 3 Gilis (Trawangan, Meno dan Air). Perjalanan dilanjutkan ke pelabuhan, disana kami charter boat untuk menuju Gili Trawangan. Sampai di Gili Trawangan, kita langsung menuju base camp nya yang berupa restoran di tepi pantai, menyiapkan alat-alat dan langsung byur masuk ke laut. Acara hari itu adalah snorkeling. Visibility di dalam air cukup bagus, namun arus di permukaan agak kuat. Setelah berusaha untuk melawan arus, akhirnya kami memutuskan lewat darat jalan dulu ke utara, baru snorkeling mengikuti arus. Kondisi coral sangat bagus dan indah. Anak-anak senang sekali snorkeling tersebut, sampai-sampai lupa waktu untuk makan siang. Sehabis makan siang (yang menjelang sore), kami kembali lagi snorkeling sampai sore. Kami sempat melihat penyu hijau, namun begitu di dekati dia melarikan diri.
Hari Ketiga, hari ini wisata menuju gunung. Kita melihat air terjun di kaki gunung Rinjani (yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi setelah Kerinci di Sumatra). Perjalanan lumayan berat, namun sesampai di air terjun capeknya hilang karena airnya sangat sejuk dan jernih. Siang kita kembali melanjutkan perjalanan karena hujan. Setelah melihat air terjun, kami diantarkan untuk melihat mutiara (konon Lombok terkenal akan mutiaranya). Pesan dari tour guide kami, sebaiknya membeli mutiara di tempat penjualan resmi, jangan di pedagang di pinggir pantai karena bukan yang asli (mutiara boongan).
Hari keempat kembali lagi ke Laut. Kali ini tujuannya adalah ke arah Selatan Gili Nanggu. Kami kembali lagi menuju pelabuhan kecil di Tawun, langsung naik kapal menuju Gili Nanggu. Disini berbeda keadaannya dengan Gili Trawangan karena tidak banyak orang. Kebanyakan adalah bule-bule dan tidak ada tempat-tempat duduk di tepi pantai. Kami sewa tikar untuk meletakkan alat-alat, dan langsung buka baju dan snorkeling lagi. Ikan disini luar biasa banyaknya dan berwarna-warni sangat indah. Ikannya tidak takut dengan manusia. Sehingga rasanya kita dikerubuti oleh ratusan ikan. Snorkeling lagi sampai sore, baru kembali ke pulau Lombok.
Hari kelima adalah tradisional tour, kami mengunjungi rumah adat sasak, tempat menenun serta membuat gerabah. Juga pantai Kuta serta Tanjung Aan dimana berhektar-hektar tanah disitu sudah dibeli (kontrak 90 tahun) oleh Emir dari Arab untuk dibangun hotel dan fasilitas lainnya yang mewah. Inilah mungkin kesempatan bagi kita-kita orang ’biasa-biasa saja’ untuk menikmati kawasan ini sebelum ditutup sebagai lokasi ’private’. Sayang sekali pemerintah mau melakukan itu.
Hari keenam kembali lagi ke Gili Trawangan, Meno dan Air. Kali ini adalah untuk diving. Cerita selengkapnya tentang diving ini aku letakkan pada posting terpisah.
Hari ketujuh masih tentang laut. Hari ini kita bermain Canoe di Senggigi Beach. Lumayan pegel-pegel juga mengayuh Canoe itu. Mula-mula anak-anak takut, tapi lama kelamaan mereka senang dan bahkan masing-masing mendayung 1 canoe ke tengah. Setelah siang, kita mandi dan sorenya siap-siap menuju airport untuk kembali ke Jakarta.

Terus terang kita puas banget sama tour nya, mungkin karena programnya sesuai dengan yang kita harapkan, pengalaman yang indah bagi anak-anak yang ngga mungkin kita dapatkan di Jakarta. Lombok Travel Online juga ok pelayanannya. Baik tour leadernya maupun makanan, yang jelas sangat berkesan. Tour kali ini kita bisa melihat sisi lain dari Lombok, yakni sisi yang indah dari pemandangan Pulau Lombok, baik yang dipermukaan maupun underwater world nya.